Silogisme Kategorial

Senin, 27 April 2015

| 0 komentar


Nama kelompok :
Kevin Surya Khariza
Nanda Indracahyani
Prita Purnamasari
Riyyo Arif Pratama
Willy Krisnanda


Pengertian Silogisme 

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Jenis-jenis Silogisme
  1. Silogisme Kategorial
  2. Silogisme Hipotetik
  3. Silogisme Alternatif
  4. Entimen
  5. Silogisme Disjungtif
Yang akan kita bahas di sini hanya Silogisme kategorial. Silogisme Kategorial merupakan silogisme yang memiliki semua proposisinya merupakan katagorial dari proposisi . Proposisi yang mendukung sebuah silogisme disebut dengan premis yang ada saat ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). 
Secara khusus silogisme kategorial dapat dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya tiga) proposisi kategorial yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu. Term predikat dari konklusi adalah term mayor dari seluruh silogime itu. Sedangkan subyek dari konklusi disebut term minor dari silogisme, sementara term yang muncul dalam kedua premis dan tidak muncul dalam kesimpulan disebut term tengah. 
Contoh : 
Semua binatang mamalia melahirkan dan menyusui anaknya. Sapi termasuk binatang mamalia. Jadi, Sapi binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. 

Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga dan hanya tiga proposisi. 
1. Premisumum           : PremisMayor
2. Premis khusus         : Premis Minor 
3. Premis simpulan      : Premis Kesimpulan

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. 

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut: 

1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah. 
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. 
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan. 
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif. 
5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif. 
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan. 
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan. 


Contoh silogisme Kategorial: 

Premis Mayor  : Semua kendaraan bermotor membutuhkan bahan bakar.
Premis Minor   : Mobil merupakan kendaraan bermotor.
Kesimpulan      : Mobil membutuhkan bahan bakar.

Premis Mayor   : Tidak ada mahluk hidup yang bertahan tanpa makan.
Premis Minor    : Ayam adalah makhul hidup
Kesimpulan       : Ayam tidak bertahan tanpa makan. 

Premis Mayor : Semua mahasiswa gunadarma memiliki npm.
Premis Minor  : Findy tidak memiliki npm.
Kesimpulan      : Findy bukan mahasiswa mahasiswa gunadarma. 

Kaidah-kaidah Silogisme Kategorial 

1. Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus partikular juga, seperti: 

Premis Mayor  :  Semua yang halal dimakan menyehatkan 
Premis Minor   :  Sebagian makanan tidak menyehatkan, 
Kesimpulan     :  Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan 
(Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halaldimakan). 

2. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti: 

Premis Mayor  :  Semua penjahat tidak disenangi. 
Premis Minor   :  Sebagian kerabat adalah penjahat, jadi 
Kesimpulan      :  Sebagian kerabat tidak disenangi. 
(Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi) 

Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan,seperti:

Premis Mayor  : Beberapa pemimpin negeri tidak jujur. 
Premis Minor   : Banyak Artis adalah pemimpin negeri.
Kesimpulan      : Banyak Artis tidak jujur. 

3. Dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantainya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah. 

Premis Mayor  : Kerbau bukan Kelelawar. 
Premis Minor   : Kucing bukan Kelelawar. 
.….. (Tidak ada kesimpulan) 

Premis Mayor  : Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukkan 
Premis Minor   : Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunjukkan
Kesimpulan      :  Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah) 

4. Paling tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak term menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti: 

Premis Mayor   :  Semua ikan berdarah dingin. 
Premis Minor    : Binatang ini berdarah dingin 
Kesimpulan       : Binatang ini adalah ikan. 
(Padahal binatang melata juga berdarah dingin) 

5. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah, seperti 

Premis Mayor   : Kucing adalah binatang. 
Premis Minor    : Kukang bukan kucing. 
Kesimpulan       : Kukang bukan binatang. 
(‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedang-kan pada premis adalah positif) 

6. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna maka kesimpulan menjadi lain, seperti: 

Premis Mayor : Bulan itu bersinar di langit. 
Premis Minor   : Februari adalah bulan. 
Kesimpulan     : Februari bersinar di langit. 
(Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu yang panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayorberarti planet yang mengelilingi bumi). 

7. Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term menengah ( middle term ), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan konklusinya. 

Premis Mayor  : Semua binatang mamalia melahirkan dan menyusui anaknya.
Premis Minor   : Sapi termasuk binatang mamalia.
Kesimpulan     : Sapi binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.

Sumber :
anggipay.blogspot.com/2013/05/silogisme-kategorial.html
http://laser-ijo.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-macam-macam-silogisme.html#sthash.cNM9Rc09.dpuf

Tata Tulis Ilmiah

Selasa, 31 Maret 2015

| 0 komentar
Karya tulis ilmiah adalah karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. Sistematis berari bahwa karangan atau karya tulis ilmiah tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga kaitan antara bagian-bagian tersebut sangat jelas dan padu. 

Adapun struktur penyajian pada karya tulis ilmiah yaitu: 

1. Pendahuluan 
Bagian pendahuluan biasanya terdiri atas beberapa paragraf yang memperkenalkan masalah dan subyek yang dihadapi. Ada juga yang dilengkapi dengan penlaahan kepustakaan. Pada karya tulis ilmiah hasil penelitian, bagian pendahuluan biasaya disertai uraian pendekatan metodologi yang dilakukan.

Pada bab pendahuluan,terdapat sub bab yang harus diperhatikan.yaitu:
a. Latar Belakang Masalah
    Gambaran tentang riwayat,sejarah,proses terjadinya masalah. Sehingga perlu adanya penelitian.

b. Identifikasi Masalah
    Gambaran tentang masalah-masalah yang akan diteliti.

c. Batasan Masalah
Dari banyakanya gambaran dalam suatu permasalahan tersebut dipilih permasalahan dengan disertai alasan-alasanya. Seperti kegunaan bagi masyarakat, Batasan masalah secara umum bertujuan untuk mempersempit lingkup tanpa harus terjebak pada persoalan kecil yang tidak relevan.

d. Rumusan Masalah
Dari adanya masalah-masalah yang ada diatas, maka munculah permasalahan dan dirumuskan dengan jelas.

2. Pokok Bahasan
Bagian ini merupakan inti karya tulis, berisi keseluruhan bahan untuk menjelaskan seluk beluk permasalahan suatu karya tulis ilmiah. Penyusunanya harus dilakukan secara sistematis dan logis.

3. Penutup

Ada beberapa komponen karya tulis yang termasuk dalam bagian pelengkap penutup. Pada karya yang berbentuk buku, unsur kepustakaan dapat dilengkapi dengan lampiran, glosarium, tambahan dan indeks subjek.

Lampiran biasanya berisi informasi yang cukup panjang, atau sesuatu informasi baru, atau data dan informasi yang terkait dengan isi karya tulis. Glosarium berisi daftar istilah berserta definisi atau penjelasanya. Indeks berwujud daftar kata, istilah nama-nama, atau hal lain yang disebut dalam karya tulis, yang diikuti nomor halaman yang menunjukkan dihalaman mana istilah atau kata tersebut dapat dijumpai. Bentuk sederhana kepustakaan hanya berupa sebuah daftar nama-nama material pustaka yang  menjadi acuan penulisan.

Bagian penutup merupakan bagian akhir dari sebuah tulisan. Seperti halnya bagian pendahuluan dan bagian inti, bagian penutup sebuah karya ilmiah juga mempunyai stuktur sajian yang khas, yang berbeda dari bagian penutup jenis tulisan lain. Sebuah karya ilmiah biasanya ditutup dengan simpulan dan harapan atau rekomendasi atau tindak lanjut. Semua ini merupakan simpulan kajian peserta terhadap topik atau masalah yang disajikan, serta tindak lanjut yang diharapkan terjadi berdasarkan simpulan tersebutBerita atau cerpen tidak selalu menutup berita atau ceritanya dengan simpulan dan rekomendasi.

S     Selain struktur pada karya tulis ilmiah, tata bahasa dalam penulisan pun juga perlu diperhatikan. Pada penulisan ilmiah bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa indonesia baku. 
      
       Ciri - ciri dari dari ragam bahasa indonesia baku yaitu:

1.Menggunakan awalan ber- dan me- secara eksplisit
2.Menggunakan kata tugas secara eksplisit dan konsisten serta sesuai 
dengan fungsinya.
3.Menggunakan struktur logika yang tidak rancu
4.Menggunakan struktur gramatikal secara eksplisit dan konsisten
5.Menghindari pemendekan bentuk kata atau kalimat
6.Menghindari unsur gramatikal dan leksikal yang berbau kedaerahan
7.Menggunakan pola urutan aspek + pelaku + kata kerja pangkal pada
kalimat pasif berpelaku.
8.Menggunakan sistem tulis resmi, yakni EYD


Karakteristik aspek tata tulis dalam penulisan ilmiah:


1.Judul, hendaknya singkat, berupa frase, berkisar antara 8 – 12 kata, mencerminkan isi, menarik, informatif, dan mengandung permasalahan yang dikaji.

2.Abstrak, umumnya terdiri dari 100-150 kata, maksimal tiga paragraf, berisi tujuan, cara penelitian atau pembahasan, dan hasil penelitian atau pembahasan

3.Paragraf, mempunyai ciri satu kesatuan ide, kepaduan hubungan antarkalimat, dan kelengkapan pikiran utama dan penjelas.

4.Pengalimatan, hendaknya pendek-pendek tetapi jelas, dan mengikuti struktur S/P.


sumber : 

http://www.bimbingan.org/
http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/
http://www.slideshare.net/carwoto/penyusunan-dan-penulisan-karyatulisilmiahdgnopen-officeorgwriter
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Karya%20Tulis%20Ilmiah.pptx