Nama
kelompok :
Kevin Surya Khariza
Nanda Indracahyani
Prita Purnamasari
Riyyo Arif Pratama
Willy Krisnanda
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Jenis-jenis
Silogisme
- Silogisme Kategorial
- Silogisme Hipotetik
- Silogisme Alternatif
- Entimen
- Silogisme Disjungtif
Yang akan kita bahas di sini hanya Silogisme
kategorial. Silogisme Kategorial merupakan silogisme yang memiliki semua
proposisinya merupakan katagorial dari proposisi . Proposisi yang mendukung
sebuah silogisme disebut dengan premis yang ada saat ini dapat dibedakan
menjadi dua yaitu dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat),
dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan
diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Secara khusus silogisme kategorial dapat dibatasi
sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri
dari tiga (dan hanya tiga) proposisi kategorial yang disusun sedemikian rupa
sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu. Term
predikat dari konklusi adalah term mayor dari seluruh silogime itu. Sedangkan
subyek dari konklusi disebut term minor dari silogisme, sementara term yang
muncul dalam kedua premis dan tidak muncul dalam kesimpulan disebut term
tengah.
Contoh
:
Semua
binatang mamalia melahirkan dan menyusui anaknya. Sapi termasuk binatang
mamalia. Jadi, Sapi binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Silogisme
Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga dan hanya tiga proposisi.
1.
Premisumum : PremisMayor
2. Premis khusus : Premis Minor
2. Premis khusus : Premis Minor
3. Premis
simpulan : Premis Kesimpulan
Dalam
simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan
predikat simpulan disebut term minor.
Aturan umum
dalam silogisme kategorial sebagai berikut:
1. Silogisme
harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term
penengah.
2. Silogisme
terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan
kesimpulan.
3. Dua
premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila
salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5. Dari
premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6. Dari dua
premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila
premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan
premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh
silogisme Kategorial:
Premis
Mayor : Semua kendaraan bermotor membutuhkan bahan bakar.
Premis Minor
: Mobil merupakan kendaraan bermotor.
Kesimpulan
: Mobil membutuhkan bahan bakar.
Premis Mayor
: Tidak ada mahluk hidup yang bertahan tanpa makan.
Premis
Minor : Ayam adalah makhul hidup
Kesimpulan
: Ayam tidak bertahan tanpa makan.
Premis
Mayor : Semua mahasiswa gunadarma memiliki npm.
Premis
Minor : Findy tidak memiliki npm.
Kesimpulan
: Findy bukan mahasiswa mahasiswa gunadarma.
Kaidah-kaidah
Silogisme Kategorial
1. Apabila
dalam satu premis partikular, kesimpulan harus partikular juga, seperti:
Premis Mayor : Semua yang halal dimakan menyehatkan
Premis Minor : Sebagian makanan tidak
menyehatkan,
Kesimpulan : Jadi Sebagian makanan tidak halal
dimakan
(Kesimpulan
tidak boleh: Semua makanan tidak halaldimakan).
2. Apabila
salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:
Premis
Mayor : Semua penjahat tidak disenangi.
Premis Minor
: Sebagian kerabat adalah penjahat, jadi
Kesimpulan
: Sebagian kerabat tidak disenangi.
(Kesimpulan
tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)
Dari dua
premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan,seperti:
Premis Mayor : Beberapa pemimpin negeri tidak jujur.
Premis Mayor : Beberapa pemimpin negeri tidak jujur.
Premis Minor
: Banyak Artis adalah pemimpin negeri.
Kesimpulan
: Banyak Artis tidak jujur.
3. Dari dua
premis yang sama-sama negatif, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak
ada mata rantainya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil
bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari
dua premis negatif adalah tidak sah.
Premis
Mayor : Kerbau bukan Kelelawar.
Premis Minor
: Kucing bukan Kelelawar.
.….. (Tidak
ada kesimpulan)
Premis
Mayor : Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukkan
Premis Minor
: Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunjukkan
Kesimpulan
: Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan
tidak sah)
4. Paling
tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term
penengahnya tidak term menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:
Premis
Mayor : Semua ikan berdarah dingin.
Premis Minor
: Binatang ini berdarah dingin
Kesimpulan
: Binatang ini adalah ikan.
(Padahal
binatang melata juga berdarah dingin)
5.
Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada
pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah, seperti
Premis
Mayor : Kucing adalah binatang.
Premis Minor
: Kukang bukan kucing.
Kesimpulan
: Kukang bukan binatang.
(‘Binatang’
pada konklusi merupakan term negatif sedang-kan pada premis adalah
positif)
6. Term penengah
harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila
term penengah bermakna maka kesimpulan menjadi lain, seperti:
Premis
Mayor : Bulan itu bersinar di langit.
Premis Minor : Februari adalah bulan.
Kesimpulan : Februari bersinar di langit.
(Bulan pada
premis minor adalah nama dari ukuran waktu yang panjangnya 31 hari, sedangkan
pada premis mayorberarti planet yang mengelilingi bumi).
7. Silogisme
harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term menengah (
middle term ), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term
tidak bisa diturunkan konklusinya.
Premis Mayor : Semua binatang mamalia melahirkan dan menyusui anaknya.
Premis Minor : Sapi termasuk binatang mamalia.
Kesimpulan : Sapi binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Sumber :
anggipay.blogspot.com/2013/05/silogisme-kategorial.html
http://laser-ijo.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-macam-macam-silogisme.html#sthash.cNM9Rc09.dpuf